Latihan memanah sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw. demi persiapan ketika kaum muslimin diserang oleh orang-orang kafir, yang oleh karena itu para Shahabat sering latihan memanah.
Pada suatu malam Khalifah Umar Bin Al-Khatthab ra. sedang jalan-jalan yang pada waktu itu beliau bertemu dengan sekelompok Shahabat yang sedang latihan memanah (mumarasat ramyi ar-rumh), yang mana mereka selalu keliru dan tidak tepat sasaran dalam memanah. Kemudian Khalifah Umar menemui mereka seraya berkata: Bagaimana kalian terus menerus salah, tidak tepan sasaran saat memanah? Mereka menjawab: Nahnu qaumun muta'allimiin (kami orang-orang yang sedang/ masih belajar). Demi mendengar jawaban mereka dengan bahasa yang seperti barusan, Khalifah Umar ra. berkata lebih lanjut: Demi Allah, sesungguhnya kelirunya kalian dalam mengutarakan bahasa lebih berat bagiku dari pada kelirunya kalian dalam memanah!
Susunan kalimat yang mereka utarakan saat menjawab pertanyaan Khalifah Umar ra. tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada dan dipergunakan dalam bahasa Arab, sehingga kata-kata mereka sulit bahkan tidak dapat difahami. Seharusnya mereka menjawab nahnu qaumun "muta'allimuun" bukan "muta'allimiin". Khalifah Umar ra. dapat memahami jawaban mereka dengan susunan kalimat seperti itu karena beliau berada pada "Muqtadlal maqam dan Muqtadlah hal", akan tetapi orang yang tidak tahu akan percakapan yang terjadi sebelumnya sulit untuk memahami bahkan untuk orang luar Arab yang baru belajar bahasa Arab dirasa tidak akan faham arti dan maksud kalimat tersebut.
Maka dari itu dapat disimpulkan, alangkah pentingnya kita menguasai bahasa "Arab" agar kata-kata yang diutarakan dapat difahami oleh orang lain.
ARIISPA
Pada suatu malam Khalifah Umar Bin Al-Khatthab ra. sedang jalan-jalan yang pada waktu itu beliau bertemu dengan sekelompok Shahabat yang sedang latihan memanah (mumarasat ramyi ar-rumh), yang mana mereka selalu keliru dan tidak tepat sasaran dalam memanah. Kemudian Khalifah Umar menemui mereka seraya berkata: Bagaimana kalian terus menerus salah, tidak tepan sasaran saat memanah? Mereka menjawab: Nahnu qaumun muta'allimiin (kami orang-orang yang sedang/ masih belajar). Demi mendengar jawaban mereka dengan bahasa yang seperti barusan, Khalifah Umar ra. berkata lebih lanjut: Demi Allah, sesungguhnya kelirunya kalian dalam mengutarakan bahasa lebih berat bagiku dari pada kelirunya kalian dalam memanah!
Susunan kalimat yang mereka utarakan saat menjawab pertanyaan Khalifah Umar ra. tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada dan dipergunakan dalam bahasa Arab, sehingga kata-kata mereka sulit bahkan tidak dapat difahami. Seharusnya mereka menjawab nahnu qaumun "muta'allimuun" bukan "muta'allimiin". Khalifah Umar ra. dapat memahami jawaban mereka dengan susunan kalimat seperti itu karena beliau berada pada "Muqtadlal maqam dan Muqtadlah hal", akan tetapi orang yang tidak tahu akan percakapan yang terjadi sebelumnya sulit untuk memahami bahkan untuk orang luar Arab yang baru belajar bahasa Arab dirasa tidak akan faham arti dan maksud kalimat tersebut.
Maka dari itu dapat disimpulkan, alangkah pentingnya kita menguasai bahasa "Arab" agar kata-kata yang diutarakan dapat difahami oleh orang lain.
ARIISPA